FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

eksistensi malaikat Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

eksistensi malaikat Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

eksistensi malaikat

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

eksistensi malaikat Empty eksistensi malaikat

Post by keroncong Sat Dec 24, 2011 10:00 pm

Semua makhluk ciptaan Allah SWT dapat dibagi kepada dua macam, yaitu: makhluk
yang gaib (al ghaib) dan makhluk yang nyata (as syahadah). Yang
bisa membedakan keduanya adalah pancaindera manusia. Segala sesuatu yang tidak
bisa dijangkau oleh salah satu pancaindera manusia digolong­kan kepada al ghaib,
sedangkan yang bisa dijangkau oleh salah satu pancaindera manusia digolongkan
kepada as syahadah.

Untuk mengetahui dan mengimani wujud makhluk gaib
tersebut, seseorang dapat menempuh dua cara. Pertama, melalui berita atau
infor­masi yang diberikan oleh sumber tertentu (bil-Akhbar).
Kedua,
melalui bukti bukti nyata yang menunjukkan makhluk gaib itu ada (bil atsar).


Salah satu makhluk gaib Allah adalah malaikat.

Allâh
menciptakan mahkluk-makhluk untuk menjalankan alam semesta ini. Di antara
makhluk-makhluk Allâh, ada yang diciptakan nyata (yaitu meliputi seluruh zat dan
energi fisik, termasuk makhluk-makhluk biologis), dan ada yang diciptakan ghaib
. Hukum fisik real berlaku untuk mahkhuk nyata, dan hukum ghaib berlaku untuk
makhluk ghaib. Tidak banyak yang dapat diketahui manusia tentang keghaiban,
kecuali yang diinformasikan Allâh melalui rasul dan kitab-Nya.

Salah
satu jenis makhluk ghaib adalah malaikat. Malaikat mengemban tugas-tugas
tertentu dalam mengelola alam semesta. Jumlah malaikat sangat banyak [kita tidak
akan membahas lagi kata jumlah dalam dimensi ghaib]. Beberapa nama malaikat yang
perlu dikenal adalah :

Jibril (Ruhul Amin, Ruhul Qudus, Gabriel).
Bertugas menyampaikan wahyu dari Allâh.
Mikail (Michael). Mengatur
urusan pengaturan semesta, termasuk rizqi manusia.
Izrail (Malaikat
maut). Mencabut ruh semua makhluk.
Israfil. Meniup sangkakala
pertanda hari kiamat.
Raqib. Mencatat amal baik manusia.

Atid. Mencatat amal buruk manusia.
Munkar dan

Nakir. Menanyai manusia yang baru wafat.
Ridwan. Menjaga
surga.
Malik. Menjaga neraka.

Maka untuk meyakini dan
mengimani keber­adaan malaikat bisa ditempuh dengan dua cara.

Pertama, melalui berita (akhbar) yang disampaikan oleh firman Allah
dalam Al-Qur‘an maupun sabda Rasulullah SAW dalam Hadits. Banyak sekali
ayat-ayat Al-Qur‘an dan hadits yang menjelaskan perihal malaikat. Karena kita
mengimani kebenaran sumber (Al-Qur‘an dan Hadits), maka berita tentang malaikat
pun kita imani adanya.

Kedua, kita dapat mengetahui dan mengimani
wujud malaikat melalui bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang
menunjukkan bahwa malaikat itu benar-benar ada. Misalnya, Malaikat Maut yang
bertugas mencabut nyawa manusia, dapat dibuktikan secara nyata dengan adanya
peristiwa kematian manusia. Demikian pula dengan keberadaan Malaikat Jibril,
bisa dibukti­kan secara nyata dengan adanya Al-Qur‘an yang disampaikannya kepada
Nabi Muhammad SAW.

Secara etimologis (lughawiy), kata “malaikah”
yang dalam bahasa Indonesia disebut “malaikat,” adalah bentuk jamak dari kata
“malak,” berasal dari mashdar “al-alukah” yang berarti ar-risalah (misi atau
pesan). Yang membawa misi disebut “ar-rasul” (utusan). Dalam beberapa ayat
Al-Qur`an, malaikat juga disebut dengan “rusul” (utusan-utusan), misalnya pada
surat Hud 69. Bentuk jamak lainnya dari kata “malak” adalah “mala`ik.” Dalam
bahasa Indonesia, kata “malaikat” bermakna tunggal (satu malaikat), bentuk
jamaknya menjadi “malaikat-malaikat.”

Secara terminologis (isthilahiy),
makaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya (nur)
dengan wujud dan sifat-sifat tertentu.

Tentang penciptaan malaikat,
Rasulullah SAW menginformasikan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya (nur),
berbeda dengan jin yang diciptakan dari api (nar):

“Malaikat itu
diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari
apa yang telah diterangkan kepadamu semua” (HR. Muslim).

Tentang kapan
waktu penciptaannya, tidak ada penjelasan yang rinci. Tapi yang jelas, malaikat
diciptakan lebih dahulu dari manusia pertama (Adam AS) sebagaimana yang
disebutkan oleh ­Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 30:

“Ingatlah
ketika Rabb-mu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi...” (Al Baqarah 30).


Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar,
diraba, dicium dan dicicipi (dirasakan) oleh manusia. Dengan kata lain tidak
dapat dijangkau oleh panca­indera, kecuali jika malaikat menampil­kan diri dalam
rupa tertentu, seperti rupa manusia. Dalam beberapa ayat dan hadits disebutkan
beberapa peristiwa malaikat menjelma menjadi manusia, seperti:

“Dan
sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim
dengan membawa kabar gembira, mereka mengucap­kan: Selamat. Ibrahim menjawab:
Selamatlah, maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang
dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim
memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu
berkata: Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang
diutus kepada kaum Luth” (Hud 69 70).


“Dan ceritakanlah (kisah)
Maryam di dalam Al-Qur`an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke
suatu tempat di sebelah timur maka ia mengadakan tabir (yang malindunginya) dari
mereka, lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya
(dalam bentuk) manusia yang sempurna” (Maryam 16 17).


Dalam suatu
hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa malaikat Jibril pernah datang dalam rupa
manusia menemui Rasulullah SAW –disaksikan oleh sahabat sahabat beliau, antara
lain Umar bin Khaththab– dan menanyakan tentang Islam, Iman, Ihsan dan Sa’ah
(Kiamat). Setelah malaikat itu pergi barulah Rasulullah SAW bertanya kepada
Umar: “Ya Umar, tahukah engkau siapa yang ber­tanya tadi. Umar menjawab; “Allah
dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya ia
adalah Jibril yang datang mengajarkan ad diin kepada kalian.” (HR. Muslim).


Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, tidak memiliki keinginan
seperti manusia, tidak berjenis lelaki atau perempuan, dan tidak berkeluarga.
Hidup dalam alam yang berbeda dengan kehidupan alam se­mesta yang kita saksikan
ini. Yang menge­tahui hakikat wujudnya hanyalah Allah SWT.

Jumlah
malaikat sangat banyak, tidak bisa diperkirakan. Sesama mereka juga ada
per­bedaan dan tingkatan tingkatan, baik dalam kejadian maupun dalam tugas,
pangkat dan kedudukan. Allah menyebutkan bahwa ada malaikat yang bersayap dua,
tiga dan empat:

“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi,
Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam
urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Fathir 1).


Dalam suatu hadits
riwayat Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melihat Jibril bersayap
enam ratus: “Rasulullah SAW melihat Jibril ‘alaihis salam bersayap enam ratus”
(HR. Muslim).

Perbedaan jumlah sayap tersebut bisa saja berarti
perbedaan kedudukan, pangkat atau perbedaan kemampuan dan kecepatan dalam
men­ja­lankan tugas. Sedangkan bagaimana bentuk sayap tersebut tentu saja kita
tidak bisa mengetahuinya dan memang tidak perlu berusaha untuk menyelidikinya
karena –seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya– malaikat adalah makhluk gaib
(immaterial) yang hakikatnya hanyalah Allah SWT yang mengetahuinya.
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

eksistensi malaikat Empty Re: eksistensi malaikat

Post by keroncong Thu Dec 13, 2012 10:34 am

Malaikat itu adalah makhluq ghaib yang berbeda dengan manusia. Mulai dari bentuk tubuh, faal, sosok wujudnya serta mekanisme kerja para malaikat itu sangat berbeda dengan yang bisa dibayangkan oleh manusia..

Meski dalam banyak riwayat seringkali malaikat itu digambarkan punya sayap, namun yang pasti, sayap itu tidak seperti sayap burung atau sayap pesawat terbang, yang berfungsi untuk melawan gaya gravitasi. Hal itu karena para malaikat bukan wujud benda pisik yang seperti kita manusia, karena mereka tidak terikat denganhukum-hukum fisika yang berlaku untuk manusia.

Tentang kemampuan para malaikat menangai sejumah tugas berat, mungkin sulit kita bayangkan kalau kita masih berkutat dengan logika manusia.

Di zaman dahulu, mungkin kita tidak membayangkan adanya jaringan komputer yang bisa menghimpun dan memproses sekian banyak data dalam hitungan detik. Tidak terbayang saat itu bahwa sebuah bank bisa melayani nasabah baik penyetoran, transfer (pindah buku)atau penarikan uang dalam 24 jam untuk jutaan nasabah sekaligus. Tetapi teknologi di masa sekarang telah membuktikan apa-apa yang di masa lalu mungkin belum terlintas.

Kalau teknologi manusia bisa mendapatkan kemajuan luar biasa, melewati apa yang pernah bisa dibayangkan sebelum 100 tahun yang lalu, maka rasanya terlalu naif buat kita untuk bisa membayangkan bagaimana sistematika dan kinerja para malaikat yang sedemikian sempurna.

Dahulu mungkin kita agak bingung membayangkan bagaimana sibuknya malaikat Izrail dalam mengerjakan tugasnya. Misalnya, bila terjadi bencara alam yang menimbulkan korban jiwa jutaan orang dalam waktu bersamaan. Pikiran purba kita mungkin akan dengan bodoh menanyakan, bagaimana sang Izrail melakukan semuanya?

Padahal kalau kita bercermin dengan teknologi jaringan komputer di masa sekarang, rasanya pekerjaan serumit tugas Izrail itu jadi mudah dibayangkan. Komputer di masa sekarang ini bisa menangani data jutaan dalam waktu sepersekian detik. Padahal itu baru komputer buatan manusia.

Tentu saja malaikat bukan komputer. Tetapi maksud kami, kalau komputer yang buatan manusia saja bisa melakukan pekerjaan serumit itu, apalagi malaikat, pastilah malaikat bisa dengan mudah melakukan pekerjaannya yang memang spesialis di bidangnya.

Namun yang jelas malaikat bukan sebuah institusi seperti yang kita bayangkan. Seperti sebuah kantor departemen di dalam negara kita. Malaikat adalah individu super canggih ciptaan Allah SWT yang secara khusus diciptakan untuk menjadi hamba yang taat. Di balik semua kelebihan dan kesupercanggihannya, tetap saja ada kekurangannya.

Apa kekurangan malaikat?

Dibandingkan manusia, malaikat punya banyak kekurangan. Yang terutama adalah masalah pilihan Allah SWT kepada manusia untuk menjadi khalifah Allah SWT di muka bumi. Dengan segala kekurangan dan kelemahan manusia, Allah SWT memberikan manusia akal untuk berpikir, melakukan inovasi, melahirkan rekayasa serta kebebasan untuk memilih. Dilihat dari sudut pandang malaikat, semua itu justru merupakan kelemahan para malaikat.

Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan para malaikat bersujud kepada Adam alaihissalam, bukan sujud penyembahan melainkan sujud penghormatan.

Wallahu a'lam bishshawab, Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
keroncong
keroncong
KAPTEN
KAPTEN

Male
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik