pintu taubat masih terbuka
Halaman 1 dari 1 • Share
pintu taubat masih terbuka
Pintu Taubat Belum Ditutup
Setelah kita mengetahui pada edisi yang lalu bahwa kematian adalah suatu
kepastian, tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan dan semua telah
tertulis dalam catatan takdir, maka seorang yang beriman tentu akan
mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya kematian itu.
Untuk itu perbanyaklah bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى, wahai saudaraku
kaum muslimin dan beramallah! Minta ampunlah kepada Allah dari dosa-dosa yang
telah lalu dengan bertekad untuk menempuh hidup baru di jalan Allah Ta’ala.
Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang akan menerima taubat hamba-Nya
sebesar apa pun dosanya. Dalam sebuah hadits Qudsi yang diriwayatkan dari Anas
bin malik dikatakan:
قَالَ الله تَبَارَكَ وَتَعَالَى: يَا بْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ
وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِيْ. يَا بْنَ
آدَمَ لَوْ بَلَغْتَ ذُنُوْبَكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ
غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِيْ. يَا بْنَ آدَمَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ
اْلأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا َلأَتَيْتُكَ
بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً. (رواه الترمذي وحسنه)
Allah berfirman: Wahai anak Adam selama engkau masih berdoa kepada-Ku dan
berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau apa pun yang datang darimu dan aku tidak
peduli. Wahai anak Adam walaupun dosa-dosamu mencapai batas langit kemudian
engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni engkau dan Aku tidak peduli. Wahai
anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi dosa dan engkau tidak
menyekutukan-Ku, maka Aku akan menemuimu dengan sepenuh itu pula ampunan. (HR.
Tirmidzi –dan beliau menghasankannya).
Bertaubatlah! Dan janganlah putus asa dari rahmat Allah. Rahmat dan ampunan
Allah lebih luas dari dosa-dosamu, Allah senang dengan taubat hamba-Nya dan
mengatakan dengan kasih sayang-Nya:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا
مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُنُوْبَ جَمِيْعًا إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. ]الزمر: 53h: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (az-Zumar: 53)
Jika telah datang kematian dan kita belum sempat bertaubat, maka jangan kita
salahkan kecuali diri kita sendiri. Jika Allah mengadzabnya di alam kubur, maka
Allah mengadzabnya dengan keadilan. Jika Allah menghimpitkan bumi ke tubuhnya,
sehingga tulang-tulang rusuknya saling bersilangan, maka Allah menyiksanya
dengan keadilan-Nya. Dan jika mereka merasakan kesengsaraan di padang Mahsyar dan tidak mendapatkan naungan
Allah -pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya- maka itu adalah
akibat perbuatan mereka sendiri. Dan ketika mereka diadzab di neraka, itu
adalah karena kesalahan mereka sendiri. Allah tetap Maha Adil dan tidak berbuat
dhalim kepada makhluk-Nya. Allah سبحانه وتعالى berfirman:
[font="]
قَالَ لاَ تَخْتَصِمُوْا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ إِلَيْكُمْ بِالْوَعِيْدِ. مَا
يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَآ أَنَا بِظَلاَّمٍ لِلْعَبِيْدِ. ]ق: 28-29[
“Janganlah kalian bertengkar di hadapan-Ku, padahal sesungguhnya Aku dulu telah
memberikan ancaman kepada kalian. Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah, dan
Aku sama sekali tidak berbuat dhalim (menganiaya) terhadap hamba-hamba-Ku.”
(Qaf: 28-29)
Allah سبحانه وتعالى telah menurunkan kitab-kitab-Nya dan mengutus para
Rasul-Nya. Allah telah memperingatkan manusia dengan kematian, Allah telah
memperingatkan untuk bertaubat sebelum ajalnya tiba. Dan Allah telah
mewasiatkan kepada kita untuk bertaqwa kepada-Nya dan jangan sampai kita mati
kecuali dalam keadaan bertaqwa.
Kebaikan dan rahmat Allah telah dicurahkan, jalan dan rambu-rambu telah
digariskan. Apa yang bermanfaat bagi mereka dan yang bermudharat bagi mereka
telah Allah jelaskan. Maka barangsiapa yang menghendaki kebaikan ikutilah jalan
dan rambu-rambu itu. Sedangkan barangsiapa yang menolaknya, berarti enggan
untuk mendapatkan kebaikan yang kekal dan memilih kebinasaan.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَة Radiyallahu ‘anhu أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ r قَالَ: كُلُّ
أُمَتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى. فَقَالُوْا: وَمَنْ يَأْبَى
يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي
فَقَدْ أَبَى. (أخرجه البخاري)
Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassalam bersabda: “Seluruh umatku akan masuk ke dalam surga, kecuali yang enggan.
Para shahabat bertanya: “Siapakah yang enggan
wahai Rasulullah”. Beliau menjawab: “Barangsiapa yang mentaatiku, maka ia akan
masuk surga. Dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka dialah yang enggan.
(HR. Bukhari)
Dengan demikian orang-orang yang enggan untuk masuk surga adalah mereka yang
memilih kebinasaan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لاَ
يَزِيْغَ عَنْهَا إِلاَّ هَالِكٌ. (أخرجه ابن أبي عاصم في السنة)
Telah kutinggalkan bagi kalian petunjuk yang nyata. Malamnya seperti siangnya
sama (terangnya), tidaklah menyimpang setelahku kecuali dia akan binasa. (HR.
Ibnu ‘Ashim dalam kitab “As-Sunnah”-nya)
Hanya orang yang sombonglah yang engan untuk masuk surga. Hanya manusia yang
kejilah yang mengingkari kenikmatan Allah dan tidak mensyukurinya.
Saat Pintu Taubat Akan Ditutup
Ingatlah wahai saudaraku, kematian terus mendekat hari demi hari, bulan demi
bulan, tahun demi tahun; hal itu berarti pintu taubat semakin dekat untuk
ditutup.
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي
الله عنهما عَنِ النَّبِيِّ إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ
يُغَرْغِرْ. (رواه الترمذي وقال حديث حسن)
Dari Abi Abdurrahman bin Abdillah bin Umar bin Khathab (semoga Allah meridhai
keduanya) dari Nabi beliau bersabda: “Sesunguhnya Allah menerima taubat seorang
hamba selama nyawa belum berada di kerongkongannya. (HR. Tirmidzi dan beliau
katakan haditsnya hasan).
Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda:
مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ يَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ
عَلَيْهِ. (رواه مسلم)
Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat, niscaya
Allah akan menerima taubatnya. (HR. Muslim)
Barangsiapa yang terlalu yakin umurnya akan panjang, maka dia akan kecewa.
Barangsiapa yang merasa akan terus hidup dan tidak akan mati pasti dia akan
merugi. Dan barangsiapa yang ingin hidup seribu tahun lagi, maka dialah Yahudi
yang cinta dunia dan takut mati.
Allah سبحانه وتعالى berfirman:
...يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ
مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللهُ بَصِيْرٌ بِمَا يَعْمَلُوْنَ. ]البقرة:
96[
Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun padahal umur panjang
itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah maha Mengetahui apa
yang mereka kerjakan. (alBaqarah: 96).
Dengan iman dan amal shalih-lah seharusnya kita menyongsong kematian ini dengan
tenang, hingga kita akan dipanggil oleh Allah dengan ucapan:
يَآ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ]27[ ارْجِعِيْ إِلَى رَبِّكِ
رَاضِيَّةً مَرْضِيَّةً. ]الفجر: 27-28[
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
(al-Fajr: 27-28).
Lebih rinci Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda dalam riwayat dari
al-Bara’ bin ‘Azib: “Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin apabila dia
menghadap kematian dan meninggalkan dunia, turunlah para malaikat kepadanya,
seakan-akan wajah-wajah mereka bagaikan matahari. Mereka membawa kain kafan dan
kapur barus dari surga, dan duduk di hadapannya sepanjang mata memandang.
Kemudian datanglah malaikat maut hingga dia duduk di sisi kepalanya seraya
berkata: “Wahai ruh yang baik, keluarlah engkau kepada ampunan Allah dan
keridhaan-Nya”.
Beliau صلى الله عليه وسلم melanjutkan kisahnya: “Maka keluarlah ruh tersebut,
mengalir bagaikan aliran air dari bibir ceret (tempat air minum). Kemudian
malaikat maut pun mengambil ruh tersebut. Dan ketika mengambilnya dia tidak
membiarkannya di tangannya, bahkan mereka langsung mengambil dan memasukannya
ke dalam kafan dan kapur barus yang mereka bawa. Keluarlah dari jiwa tersebut
wewangian yang lebih harum dari misik yang terbaik di muka bumi ini”.
Beliau صلى الله عليه وسلم melanjutkan: “Kemudian mereka membawa naik ruh
tersebut ke atas. Tidaklah melewati sekelompok malaikat, kecuali mereka
berkata: “Ruh siapakah yang harum ini?” Mereka menjawab: “Fulan bin Fulan”.
Mereka menyebutkan dengan sebaik-baik nama yang dia dipanggil dengan nama
tersebut di dunia sampai berakhir di pintu langit. Dan mereka minta untuk
dibukakan untuknya, maka dibuka-kanlah pintu langit untuknya. Seluruh penduduk
langit dari kalangan malaikat yang didekatkan mengantarkan ruh tersebut ke
langit yang berikutnya. Demikianlah seterusnya sampai berakhir pada langit yang
di atasnya Allah beristiwa’. Allah pun berfirman: “Tulislah catatan hamba-Ku di
‘Illiyin….”
Adapun tentang orang kafir Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Sesungguhnya ketika orang kafir akan mati, turun kepadanya malaikat-malaikat
dari langit dengan wajah-wajah yang hitam. Mereka membawa kain kafan, dan duduk
sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malakul maut dari sisi kepalanya
seraya berkata: “Wahai jiwa yang jelek keluarlah menuju kemurkaan Allah dan
kemarahan-Nya. Maka berpencarlah ruh itu di seluruh jasadnya (menolak untuk
keluar –pent.) Kemudian dicabutlah ruhnya seperti dicabutnya duri dari
bulu-bulu wol yang basah. Setelah (ruh itu) diambil, tidak dibiarkan di
tangannya sekejap mata pun, hingga diletakkannya di kafan tadi yang
mengeluarkan bau yang paling busuk di muka bumi. Kemudian mereka naik membawa
ruh tersebut. Tidaklah mereka melewati sekelompok malaikat kecuali mereka berkata:
“Siapakah ruh yang jelek ini?” Mereka menjawab: “Fulan bin Fulan” dengan
disebutkan sejelek-jelek nama yang dia dipanggil di dunia sampai berakhir ke
akhir langit dunia dan meminta untuk dibukakan langit, tetapi tidak dibukakan
untuknya. Lalu Rasulullah صلى الله عليه وسلم membacakan ayat Alllah سبحانه
وتعالى:
...لاَ تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلاَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ
حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ... ]الأعراف: 40[
…sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak
(pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum… (al-A’raaf: 40)
Kemudian Allah berfirman: “Tulislah catatannya di Sijjin di bumi yang paling
rendah”. Kemudian dilemparkan ruhnya dengan satu lemparan, kemudian Rasulullah
صلى الله عليه وسلم membacakan ayat Allah سبحانه وتعالى:
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ
الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ... ]الحج: 31[
…Barangsiapa mempersekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang
jauh… (al-Hajj: 31)
Maka kembalilah ruhnya ke jasadnya. Kemudian datanglah dua malaikat
mendudukannya seraya bertanya: “Siapakah Rabb-mu?”. Ia menjawab: “Haah… haah…
aku tidak tahu”. Keduanya bertanya lagi: “Siapakah orang yang diutus kepadamu?”
Ia menjawab: “Haah… haah… aku tidak tahu”. Maka dikatakan oleh penyeru dari
langit: “Dia berdusta. Hamparkanlah hamparan dari neraka, dan bukakanlah pintu
ke neraka”. Maka sampailah kepadanya hawa panas api neraka…. (HSR. Imam Ahmad ,
Abu Dawud, Hakim, Nasa’i, Ibnu Hibban, dan Ibnu Majah)
Setelah kita mengetahui pada edisi yang lalu bahwa kematian adalah suatu
kepastian, tidak bisa dimajukan dan tidak bisa dimundurkan dan semua telah
tertulis dalam catatan takdir, maka seorang yang beriman tentu akan
mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya kematian itu.
Untuk itu perbanyaklah bertaubat kepada Allah سبحانه وتعالى, wahai saudaraku
kaum muslimin dan beramallah! Minta ampunlah kepada Allah dari dosa-dosa yang
telah lalu dengan bertekad untuk menempuh hidup baru di jalan Allah Ta’ala.
Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang akan menerima taubat hamba-Nya
sebesar apa pun dosanya. Dalam sebuah hadits Qudsi yang diriwayatkan dari Anas
bin malik dikatakan:
قَالَ الله تَبَارَكَ وَتَعَالَى: يَا بْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ
وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِيْ. يَا بْنَ
آدَمَ لَوْ بَلَغْتَ ذُنُوْبَكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ
غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِيْ. يَا بْنَ آدَمَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ
اْلأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا َلأَتَيْتُكَ
بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً. (رواه الترمذي وحسنه)
Allah berfirman: Wahai anak Adam selama engkau masih berdoa kepada-Ku dan
berharap kepada-Ku, Aku ampuni engkau apa pun yang datang darimu dan aku tidak
peduli. Wahai anak Adam walaupun dosa-dosamu mencapai batas langit kemudian
engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku akan ampuni engkau dan Aku tidak peduli. Wahai
anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan sepenuh bumi dosa dan engkau tidak
menyekutukan-Ku, maka Aku akan menemuimu dengan sepenuh itu pula ampunan. (HR.
Tirmidzi –dan beliau menghasankannya).
Bertaubatlah! Dan janganlah putus asa dari rahmat Allah. Rahmat dan ampunan
Allah lebih luas dari dosa-dosamu, Allah senang dengan taubat hamba-Nya dan
mengatakan dengan kasih sayang-Nya:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوْا
مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُنُوْبَ جَمِيْعًا إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. ]الزمر: 53h: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri, janganlah kalian putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (az-Zumar: 53)
Jika telah datang kematian dan kita belum sempat bertaubat, maka jangan kita
salahkan kecuali diri kita sendiri. Jika Allah mengadzabnya di alam kubur, maka
Allah mengadzabnya dengan keadilan. Jika Allah menghimpitkan bumi ke tubuhnya,
sehingga tulang-tulang rusuknya saling bersilangan, maka Allah menyiksanya
dengan keadilan-Nya. Dan jika mereka merasakan kesengsaraan di padang Mahsyar dan tidak mendapatkan naungan
Allah -pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya- maka itu adalah
akibat perbuatan mereka sendiri. Dan ketika mereka diadzab di neraka, itu
adalah karena kesalahan mereka sendiri. Allah tetap Maha Adil dan tidak berbuat
dhalim kepada makhluk-Nya. Allah سبحانه وتعالى berfirman:
[font="]
قَالَ لاَ تَخْتَصِمُوْا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ إِلَيْكُمْ بِالْوَعِيْدِ. مَا
يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَآ أَنَا بِظَلاَّمٍ لِلْعَبِيْدِ. ]ق: 28-29[
“Janganlah kalian bertengkar di hadapan-Ku, padahal sesungguhnya Aku dulu telah
memberikan ancaman kepada kalian. Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah, dan
Aku sama sekali tidak berbuat dhalim (menganiaya) terhadap hamba-hamba-Ku.”
(Qaf: 28-29)
Allah سبحانه وتعالى telah menurunkan kitab-kitab-Nya dan mengutus para
Rasul-Nya. Allah telah memperingatkan manusia dengan kematian, Allah telah
memperingatkan untuk bertaubat sebelum ajalnya tiba. Dan Allah telah
mewasiatkan kepada kita untuk bertaqwa kepada-Nya dan jangan sampai kita mati
kecuali dalam keadaan bertaqwa.
Kebaikan dan rahmat Allah telah dicurahkan, jalan dan rambu-rambu telah
digariskan. Apa yang bermanfaat bagi mereka dan yang bermudharat bagi mereka
telah Allah jelaskan. Maka barangsiapa yang menghendaki kebaikan ikutilah jalan
dan rambu-rambu itu. Sedangkan barangsiapa yang menolaknya, berarti enggan
untuk mendapatkan kebaikan yang kekal dan memilih kebinasaan.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَة Radiyallahu ‘anhu أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ r قَالَ: كُلُّ
أُمَتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى. فَقَالُوْا: وَمَنْ يَأْبَى
يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي
فَقَدْ أَبَى. (أخرجه البخاري)
Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wassalam bersabda: “Seluruh umatku akan masuk ke dalam surga, kecuali yang enggan.
Para shahabat bertanya: “Siapakah yang enggan
wahai Rasulullah”. Beliau menjawab: “Barangsiapa yang mentaatiku, maka ia akan
masuk surga. Dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka dialah yang enggan.
(HR. Bukhari)
Dengan demikian orang-orang yang enggan untuk masuk surga adalah mereka yang
memilih kebinasaan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
لَقَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لاَ
يَزِيْغَ عَنْهَا إِلاَّ هَالِكٌ. (أخرجه ابن أبي عاصم في السنة)
Telah kutinggalkan bagi kalian petunjuk yang nyata. Malamnya seperti siangnya
sama (terangnya), tidaklah menyimpang setelahku kecuali dia akan binasa. (HR.
Ibnu ‘Ashim dalam kitab “As-Sunnah”-nya)
Hanya orang yang sombonglah yang engan untuk masuk surga. Hanya manusia yang
kejilah yang mengingkari kenikmatan Allah dan tidak mensyukurinya.
Saat Pintu Taubat Akan Ditutup
Ingatlah wahai saudaraku, kematian terus mendekat hari demi hari, bulan demi
bulan, tahun demi tahun; hal itu berarti pintu taubat semakin dekat untuk
ditutup.
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي
الله عنهما عَنِ النَّبِيِّ إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ
يُغَرْغِرْ. (رواه الترمذي وقال حديث حسن)
Dari Abi Abdurrahman bin Abdillah bin Umar bin Khathab (semoga Allah meridhai
keduanya) dari Nabi beliau bersabda: “Sesunguhnya Allah menerima taubat seorang
hamba selama nyawa belum berada di kerongkongannya. (HR. Tirmidzi dan beliau
katakan haditsnya hasan).
Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda:
مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ يَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ
عَلَيْهِ. (رواه مسلم)
Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat, niscaya
Allah akan menerima taubatnya. (HR. Muslim)
Barangsiapa yang terlalu yakin umurnya akan panjang, maka dia akan kecewa.
Barangsiapa yang merasa akan terus hidup dan tidak akan mati pasti dia akan
merugi. Dan barangsiapa yang ingin hidup seribu tahun lagi, maka dialah Yahudi
yang cinta dunia dan takut mati.
Allah سبحانه وتعالى berfirman:
...يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ
مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ وَاللهُ بَصِيْرٌ بِمَا يَعْمَلُوْنَ. ]البقرة:
96[
Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun padahal umur panjang
itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah maha Mengetahui apa
yang mereka kerjakan. (alBaqarah: 96).
Dengan iman dan amal shalih-lah seharusnya kita menyongsong kematian ini dengan
tenang, hingga kita akan dipanggil oleh Allah dengan ucapan:
يَآ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ]27[ ارْجِعِيْ إِلَى رَبِّكِ
رَاضِيَّةً مَرْضِيَّةً. ]الفجر: 27-28[
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
(al-Fajr: 27-28).
Lebih rinci Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda dalam riwayat dari
al-Bara’ bin ‘Azib: “Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin apabila dia
menghadap kematian dan meninggalkan dunia, turunlah para malaikat kepadanya,
seakan-akan wajah-wajah mereka bagaikan matahari. Mereka membawa kain kafan dan
kapur barus dari surga, dan duduk di hadapannya sepanjang mata memandang.
Kemudian datanglah malaikat maut hingga dia duduk di sisi kepalanya seraya
berkata: “Wahai ruh yang baik, keluarlah engkau kepada ampunan Allah dan
keridhaan-Nya”.
Beliau صلى الله عليه وسلم melanjutkan kisahnya: “Maka keluarlah ruh tersebut,
mengalir bagaikan aliran air dari bibir ceret (tempat air minum). Kemudian
malaikat maut pun mengambil ruh tersebut. Dan ketika mengambilnya dia tidak
membiarkannya di tangannya, bahkan mereka langsung mengambil dan memasukannya
ke dalam kafan dan kapur barus yang mereka bawa. Keluarlah dari jiwa tersebut
wewangian yang lebih harum dari misik yang terbaik di muka bumi ini”.
Beliau صلى الله عليه وسلم melanjutkan: “Kemudian mereka membawa naik ruh
tersebut ke atas. Tidaklah melewati sekelompok malaikat, kecuali mereka
berkata: “Ruh siapakah yang harum ini?” Mereka menjawab: “Fulan bin Fulan”.
Mereka menyebutkan dengan sebaik-baik nama yang dia dipanggil dengan nama
tersebut di dunia sampai berakhir di pintu langit. Dan mereka minta untuk
dibukakan untuknya, maka dibuka-kanlah pintu langit untuknya. Seluruh penduduk
langit dari kalangan malaikat yang didekatkan mengantarkan ruh tersebut ke
langit yang berikutnya. Demikianlah seterusnya sampai berakhir pada langit yang
di atasnya Allah beristiwa’. Allah pun berfirman: “Tulislah catatan hamba-Ku di
‘Illiyin….”
Adapun tentang orang kafir Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Sesungguhnya ketika orang kafir akan mati, turun kepadanya malaikat-malaikat
dari langit dengan wajah-wajah yang hitam. Mereka membawa kain kafan, dan duduk
sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malakul maut dari sisi kepalanya
seraya berkata: “Wahai jiwa yang jelek keluarlah menuju kemurkaan Allah dan
kemarahan-Nya. Maka berpencarlah ruh itu di seluruh jasadnya (menolak untuk
keluar –pent.) Kemudian dicabutlah ruhnya seperti dicabutnya duri dari
bulu-bulu wol yang basah. Setelah (ruh itu) diambil, tidak dibiarkan di
tangannya sekejap mata pun, hingga diletakkannya di kafan tadi yang
mengeluarkan bau yang paling busuk di muka bumi. Kemudian mereka naik membawa
ruh tersebut. Tidaklah mereka melewati sekelompok malaikat kecuali mereka berkata:
“Siapakah ruh yang jelek ini?” Mereka menjawab: “Fulan bin Fulan” dengan
disebutkan sejelek-jelek nama yang dia dipanggil di dunia sampai berakhir ke
akhir langit dunia dan meminta untuk dibukakan langit, tetapi tidak dibukakan
untuknya. Lalu Rasulullah صلى الله عليه وسلم membacakan ayat Alllah سبحانه
وتعالى:
...لاَ تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلاَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ
حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ... ]الأعراف: 40[
…sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak
(pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum… (al-A’raaf: 40)
Kemudian Allah berfirman: “Tulislah catatannya di Sijjin di bumi yang paling
rendah”. Kemudian dilemparkan ruhnya dengan satu lemparan, kemudian Rasulullah
صلى الله عليه وسلم membacakan ayat Allah سبحانه وتعالى:
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ
الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ... ]الحج: 31[
…Barangsiapa mempersekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang
jauh… (al-Hajj: 31)
Maka kembalilah ruhnya ke jasadnya. Kemudian datanglah dua malaikat
mendudukannya seraya bertanya: “Siapakah Rabb-mu?”. Ia menjawab: “Haah… haah…
aku tidak tahu”. Keduanya bertanya lagi: “Siapakah orang yang diutus kepadamu?”
Ia menjawab: “Haah… haah… aku tidak tahu”. Maka dikatakan oleh penyeru dari
langit: “Dia berdusta. Hamparkanlah hamparan dari neraka, dan bukakanlah pintu
ke neraka”. Maka sampailah kepadanya hawa panas api neraka…. (HSR. Imam Ahmad ,
Abu Dawud, Hakim, Nasa’i, Ibnu Hibban, dan Ibnu Majah)
keroncong- KAPTEN
-
Age : 70
Posts : 4535
Kepercayaan : Islam
Location : di rumah saya
Join date : 09.11.11
Reputation : 67
Re: pintu taubat masih terbuka
Artikel nya benar2 kena di hati...
selagi masih ber nafas, dengan sekuat tenaga ane untuk tetap istiqomah...
amin...
selagi masih ber nafas, dengan sekuat tenaga ane untuk tetap istiqomah...
amin...
ridho_hamba_allah- REGISTERED MEMBER
-
Posts : 3
Join date : 09.03.12
Reputation : 0
Similar topics
» lagu religi Ida Laila (siksa kubur, pintu taubat, dll)
» Pintu pintu Gerbang Hidup Kita - Kotbah Pdt Iin Cipto
» pintu-pintu masuk setan
» pintu-pintu setan
» Surat terbuka untuk admin dan momod
» Pintu pintu Gerbang Hidup Kita - Kotbah Pdt Iin Cipto
» pintu-pintu masuk setan
» pintu-pintu setan
» Surat terbuka untuk admin dan momod
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik