antara kelud,klenik dan legenda

First topic message reminder :

lembu suro sempat bersumpah dengan mengatakan. (Yoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar
dadi latar, Tulungagung bakal dadi
kedung)

(Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan dan
Tulungagung menjadi danau)

entah di jaman onta besi atow jaman kuda terbang si lembu suro sumpah serapah seperti ituh..
wal kisah,gunung kelud adalah kisah cinta yang tak berbalas atow ibarat menepuk sebelah jidat..
apes nian..bencana alam oleh sebab cinta terkatung2..cinta oh cinta..apakah engkau emang seperti serabi solo?

bila cinta mendatangkan bencana tentu gak sekonyol dan seganas ledakan gunung kelud..

btw,dewi kilisuci nih apa secantik mario baloteli?

emang legenda kok om..
tapi ada kearifan lokal yang bisa kita ambil hikmahnya

SEGOROWEDI wrote:
emang legenda kok om..
tapi ada kearifan lokal yang bisa kita ambil hikmahnya

kalow sekedar kearifan lokal sih bisa diterima inti pesan ; jangan ingkari janji..tapi yang jadi masalah kan timbul kepercayaan bahwa manusia berkepala kerbau itu pernah ada..sedangkan itu ada di abad modern (abad 11 M)..dan ritual dihidupkan kembali dengan alasan ; pariwisata..
ini dodol,menjual dongeng atas nama duit yah dapatlah martabak..

namanya aja legenda, BU
percaya/tak percaya urusan masing-masing
bagus untuk wisata dan wisata bagus untuk kesejahteraan masyarakat lokal
asal konsepnya ecotoursm bukan mass tourism

SEGOROWEDI wrote:
namanya aja legenda, BU
percaya/tak percaya urusan masing-masing
bagus untuk wisata dan wisata bagus untuk kesejahteraan masyarakat lokal
asal konsepnya ecotoursm bukan mass tourism

Intinya mengada-ngada dan penuh dusta wed.....apalah artinya kesejahteraan bila dicampur kebohongan..  

namanya juga legenda..
bohong/beneran urusan masing-masing..
yang penting filosofi/hikmahnya yang bisa dipetik

Legendanya sih tidak masalah...

cuma kadang aksi dan reaksi masyarakat sekitar terhadap legenda tersebut seringkali berlebihan sehingga menjurus pada kepercayaan animise dan dinamise jaman dahulu...

seperti pengkeramatan salah satu kamar hotel di pelabuhan ratu sukabumi yg dianggap tempat singgah Nyi Roro Kidul

SEGOROWEDI wrote:
pernah denger seperti itu..
detailnya tanya aja si ABU, ia kan orang sono (lereng kelud)

endingnya:
lembu sura ditimpuk dan dikubur hidup-hidup
lalu mengutuk para pemnimpuknya

hikmahnya:
janji harus ditepati apapun konsekuensinya
kalau tidak bisa berakibat buruk

dan yang konyol adalah ;

Untuk menggagalkan sumpah tersebut, masyarakat lereng Gunung Kelud selalu melakukan ritual Larung Sesaji sebagai tolak bala yang digelar setiap tanggal 23 bulan Suro oleh masyarakat Sugih Waras di lereng Gunung Kelud.Desa ini merupakan pemukiman penduduk yang paling dekat dengan lereng Gunung Kelud. Sejak dahulu, secara turun termurun warga setempat selalu mempersembahkan sesaji di tepi kawah. Tapi, sejak muncul anak gunung di kawah, ritual Larung Sesaji dipindah ke kaki anak gunung.Syarat utama larung tersebut adalah cok bakal dan jenang sengkala. Syarat ini pernah dilanggar pada tahun pada 2007. Ketika itu, sesaji larung kurang lengkap. Alhasil, ritual sesaji yang dilakukan itu hampir membawa bencana.

dan tampang keren lembu suro is..




aseli..keren booo..   

satria bergitar wrote:Legendanya sih tidak masalah...

cuma kadang aksi dan reaksi masyarakat sekitar terhadap legenda tersebut seringkali berlebihan sehingga menjurus pada kepercayaan animise dan dinamise jaman dahulu...

seperti pengkeramatan salah satu kamar hotel di pelabuhan ratu sukabumi yg dianggap tempat singgah Nyi Roro Kidul

masyarakat merayakannya sebagai even budaya
juga demi menjaga spirrit/hikmahnya kok

keramat?
bangunan kaabah yang mitosnya dibikn adam ditinggikan ibrohim
malah disembah sujudi

abu hanan wrote:

SEGOROWEDI wrote:
pernah denger seperti itu..
detailnya tanya aja si ABU, ia kan orang sono (lereng kelud)

endingnya:
lembu sura ditimpuk dan dikubur hidup-hidup
lalu mengutuk para pemnimpuknya

hikmahnya:
janji harus ditepati apapun konsekuensinya
kalau tidak bisa berakibat buruk

dan yang konyol adalah ;

Untuk menggagalkan sumpah tersebut, masyarakat lereng Gunung Kelud selalu melakukan ritual Larung Sesaji sebagai tolak bala yang digelar setiap tanggal 23 bulan Suro oleh masyarakat Sugih Waras di lereng Gunung Kelud.Desa ini merupakan pemukiman penduduk yang paling dekat dengan lereng Gunung Kelud. Sejak dahulu, secara turun termurun warga setempat selalu mempersembahkan sesaji di tepi kawah. Tapi, sejak muncul anak gunung di kawah, ritual Larung Sesaji dipindah ke kaki anak gunung.Syarat utama larung tersebut adalah cok bakal dan jenang sengkala. Syarat ini pernah dilanggar pada tahun pada 2007. Ketika itu, sesaji larung kurang lengkap. Alhasil, ritual sesaji yang dilakukan itu hampir membawa bencana.

dan tampang keren lembu suro is..




aseli..keren booo..   

ya dalam konteks hikmah to, BU
janji harus ditepat; kalau tiingkari ada yang harga harus dibayar

  

pak dhe..
wokeh lah..yang janji siapa?yang lunasi siapa?dan siapa yang tanggung efeknyah?
ketiga hal itu berbeda satu sama laen..
yang janji si lembu suro,tapi yang tanggung efeknyah adalah warga sekitar kelud..apa dosa mereka dengan mantra lembu suro?jelas gak logis toh kang..

apalagi kalow uda yakin bahwa dengan sesaji maka letusan dapat dicegah..lha emang gunung doyan apem?

abu hanan wrote:pak dhe..
wokeh lah..yang janji siapa?yang lunasi siapa?dan siapa yang tanggung efeknyah?
ketiga hal itu berbeda satu sama laen..
yang janji si lembu suro,tapi yang tanggung efeknyah adalah warga sekitar kelud..apa dosa mereka dengan mantra lembu suro?jelas gak logis toh kang..

apalagi kalow uda yakin bahwa dengan sesaji maka letusan dapat dicegah..lha emang gunung doyan apem?

konteks masyarakat melakukannya:
menjaga kearifan lokal yaitu hikmah tersebut

kamsutnyah gimana?
kearifan lokal itu yah jangan rusak lingkungan/ekosistem..bukan sesajen..
atas nama arifin lokal,apakah lantas keyakinan atas sesuatu yang supreme selain tuhan itu dibolehkan?gak toh?walaupun ujung2nyah "sebagai rasa syukur thd tuhan yme"..itu sih martabak kang..kok jadi ingat krisna dan desa verdafan eh apa sih di litle krisna?

nilai kearifan lokal di hikmah itu lho, BU
JANJI HARUS DITPATI KALAU DIINGKARI ADA HARGA YANG HARUS DIBAYAR

wak abu wrote:apalagi kalow uda yakin bahwa dengan sesaji maka letusan dapat dicegah..lha emang gunung doyan apem?

Apalagi jika ditambah kopi pahit kopi manis....daripada dikasih kelud..mendingan dibagi2 di forum...yang manis buat saya....pahitnya buat si wewed....   

SEGOROWEDI wrote:
nilai kearifan lokal di hikmah itu lho, BU
JANJI HARUS DITPATI KALAU DIINGKARI ADA HARGA YANG HARUS DIBAYAR

yang janji siapa?kilisuci atow lembu suro?
yang tanggung resiko kalow janji diingkari itu siapa?kilisuci atow lembu suro?

kalow yang nanggung resiko adalah warga sekitar kelud,terlebih yang gak ikutin episode asmara kilisuci,itu jelas gak masuk akal..bahkan lembu suro nih termasuk pemerhati jurus "kunyuk lempar buah"..
harusnyah yang nanggung akibat adalah kilisuci..entah menjadi kilikodok atow kilikilik..dan lembu suro pun emang pantas direbus di kelud kalow hobi marah2 diakhir ajal..

Ibnu Sabil wrote:
Apalagi jika ditambah kopi pahit kopi manis....daripada dikasih kelud..mendingan dibagi2 di forum...yang manis buat saya....pahitnya buat si wewed....   

lha terus lembu suro dikasi apa?
singkong?

Ibnu Sabil wrote:
Apalagi jika ditambah kopi pahit kopi manis....daripada dikasih kelud..mendingan dibagi2 di forum...yang manis buat saya....pahitnya buat si wewed....   

Lha...ceritanya orang2 sekitar memberikan sesajen seolah kelud doyan dengan makanan atow minuman yang disuguhkan.
Mosok gunung doyan hal kek begitu (makan & minum)....meskipun bicara penunggu kelud sendiri yang doyan makan dan minum (kopi manis & pahit)itu yang wujudnya manusia saja.
Jika banyak orang memberikan makanan dan minuman yang ditujukan ke kelud, padahal sebenarnya diambil mbah kuncen, sementara mulut mbah kuncen cuma satu...daripada mubadzir mending dibagi-bagi di forum saja.....jadi si wedi juga bisa kebagian jatah sisa si kuncen....  

lha terus lembu suro dikasi apa?singkong?

Wong lembu suro nya gak ada jadi baik itu dikasih nasi timbel, kebuli, atowpun singkong jadinya sia-sia toh wak.

@pengembara

Wong lembu suro nya gak ada jadi baik itu dikasih nasi timbel, kebuli,
atowpun singkong jadinya sia-sia toh
wak.

lha kalow lembu suro gak ada,itu gambar diatas apa bukan the real lembu suro?
kl dulu mungkin dia telanjang dada,tapi karena lembu suro kreatif maka sesajen yang terkumpul bisa ditabung (dikelola lagi) buat beli kain dan ongkos jahit..

lagian keris empu gandring kan dibuang disanah..nah itu juga bisa dijadikan alat oleh lembu suro buat kelola hasil bumi..

hehe..lumayan toh buat teman ngopi..

abu hanan wrote:@pengembara

Wong lembu suro nya gak ada jadi baik itu dikasih nasi timbel, kebuli,
atowpun singkong jadinya sia-sia toh
wak.

lha kalow lembu suro gak ada,itu gambar diatas apa bukan the real lembu suro?
kl dulu mungkin dia telanjang dada,tapi karena lembu suro kreatif maka sesajen yang terkumpul bisa ditabung (dikelola lagi)  buat beli kain dan ongkos jahit..

lagian keris empu gandring kan dibuang disanah..nah itu juga bisa dijadikan alat oleh lembu suro buat kelola hasil bumi..

hehe..lumayan toh buat teman ngopi..

Ada-ada saja si lembu suro....sesajen koq ditabung....terus keris empu gandringnya di pake buat ngaduk kopi gitu ya wak....?
      

abu hanan wrote:

SEGOROWEDI wrote:
pernah denger seperti itu..
detailnya tanya aja si ABU, ia kan orang sono (lereng kelud)

endingnya:
lembu sura ditimpuk dan dikubur hidup-hidup
lalu mengutuk para pemnimpuknya

hikmahnya:
janji harus ditepati apapun konsekuensinya
kalau tidak bisa berakibat buruk

dan yang konyol adalah ;

Untuk menggagalkan sumpah tersebut, masyarakat lereng Gunung Kelud selalu melakukan ritual Larung Sesaji sebagai tolak bala yang digelar setiap tanggal 23 bulan Suro oleh masyarakat Sugih Waras di lereng Gunung Kelud.Desa ini merupakan pemukiman penduduk yang paling dekat dengan lereng Gunung Kelud. Sejak dahulu, secara turun termurun warga setempat selalu mempersembahkan sesaji di tepi kawah. Tapi, sejak muncul anak gunung di kawah, ritual Larung Sesaji dipindah ke kaki anak gunung.Syarat utama larung tersebut adalah cok bakal dan jenang sengkala. Syarat ini pernah dilanggar pada tahun pada 2007. Ketika itu, *sesaji larung kurang lengkap. Alhasil, ritual sesaji yang dilakukan itu hampir membawa bencana.

**dan tampang keren lembu suro is..




aseli..keren booo..   

*[/b]apa betul, kalau sesajinya kurang maka penunggu kelud murka dan mengakibatkan bencana? berarti warga setempat takutnya bukan kepada tuhan, malah takut kalau telat larung sesaji dan sesaji yang disuguhkan gak lengkap?

**keren bener ya, kayak pahlawan kebajikan yang digemari anak-anak..

@the M
masalah kurang atow gak larung sesaji itu urusan belakang..tapi keyakinan itu lebih dulu ada..
bubur harus diakui bahwa tuhan seringkali kalah dengan klenik..itu juga disebabkan karena tuhan selalu terlambat bereaksi..tuhan kadang juga gagal memenuhi ekspetasi seseorang tepat waktu..
misal nih,si A ingin jadi lurah di dusun LI..nah karena sholat-puasa ternyata gak jamin jabatan lurah bisa terpegang maka dukun (paranormal) menjadi tujuan akhir untuk memenuhi harapan..dan dukun ternyata bisa..

jangan katakan klenik berjaya karena manusia tidak sabar,tapi katakanlah ; klenik berjaya karena tuhan menjadi lemah..dan tidak ada yang sempurna selain manusia..

jangan berkata ; klenik bisa terjadi karena takdir tuhan,tapi katakanlah ; klenik bisa terjadi karena tuhan gak punya rencana..

wak abu wrote:jangan katakan klenik berjaya karena manusia tidak sabar,tapi katakanlah ; klenik berjaya karena tuhan menjadi lemah..dan tidak ada yang sempurna selain manusia..

Legenda yang menjurus untuk kembali ke animisme....
Manusia koq dikatakan sempurna sih wak.....Allah si empunya sempurna...manusia si empunya semprulnya.....wkwkwkwkwk

mau ikutan ngobrol dong

  

owalah legenda Gunung Kelud, saya pernah denger dan baca tapi gak pernah tau hikmahnya, soalya kadang suka bingung sama kata2nya. Belibet

Kalo tentang ramalan Jayabaya gimana tuh? pada percaya?

dee-nee wrote:mau ikutan ngobrol dong

  

Gabung aja mba dee.....pastinya si mbah juga ngasih restu....asal tahan saja sama kepulan asep nicotinyah....  

Saya yang ngasong aja ditanggapi....apalagi yang nongol mba dee...   
Gimana wak....apakah bisa di approve..?