FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

TERMINOLOGI KRISTEN Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI


Join the forum, it's quick and easy

FORUM LASKAR ISLAM
welcome
Saat ini anda mengakses forum Laskar Islam sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh turut berdiskusi yang hanya diperuntukkan bagi member LI. Silahkan REGISTER dan langsung LOG IN untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai member.

TERMINOLOGI KRISTEN Follow_me
@laskarislamcom

Terima Kasih
Salam Admin LI
FORUM LASKAR ISLAM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

TERMINOLOGI KRISTEN

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down

TERMINOLOGI KRISTEN Empty TERMINOLOGI KRISTEN

Post by Elu Ha Ehad Sat Mar 09, 2013 4:28 pm

MENGENAI TERMINOLOGI KRISTEN

Saya dan komunitas yang bergabung dalam situs ini lebih cenderung menggunakan istilah “Mesianik” dari kata “Meshiakh” [Yang Diurapi]. Dengan istilah Mesianik, kami hendak menghubungkan diri kami sebagai pengikut jalan Mesias Ibrani yang bernama Yahshua [mayoritas Kekristenan Barat dan Indonesia menyebutnya dengan Yesus]. Kami mengekpresikan keyakinan dan ibadat dengan latar belakang Ibrani yang dikontekstualisasikan dengan kondisi di Indonesia [melakukan akulturasi kebudayaan Hebraik dan Indonesia]. Konsekwensi logis penggunaan istilah “Mesianik”, maka akan ada dijumpai beberapa istilah yang berkaitan dengan pokok kepercayaan dan ekspresi ibadat, yang akan dijabarkan dari sudut pandang Ibrani, yang tidak dijumpai dalam kebanyakan doktrin Kristen pada umumnya yang mengadaptasi dari Eropa dan kebudayaan Helenis Yunani. Anda tidak akan menjumpai istilah “Christmass”, “Easter”, “Tritunggal”, “Sunday Worship”, “Yesus Kristus”, melainkan akan menjumpai sejumlah istilah-istilah yang mencerminkan “Hebraic Culture” al., “Ekhad” [Esa], “Moedim” [Hari-hari raya], “Shabat”, “Yahshua ha Mashiah”, “Elohim”, “Yahweh”, “Torah” dan sejumlah idiom-idiom Hebraik yang khas, al., “Olam ha Ba”, “Olam ha Zeh”, “Ayin Tova”, “Ayin Ra’a”, dll. Kalaupun toh Anda akan menyebut kami sebagai salah satu denominasi atau sekte dalam Kekristenan, Saya juga tidak berkebaratan. Secara pribadi saya mengajukan istilah sekunder dan jembatan pemahaman, yaitu “Kristen Rekonstruksionis” yang artinya “suatu pergerakan yang hendak melakukan rekonstruksi menyeluruh dan berkesinambungan mengenai doktrin dan ibadah Pengikut Mesias”. Dalam konteks Islam, setara dengan “Kaum Salaf”

MENGENAI TERMINOLOGI ALLAH

Saya tidak menggunakan nama Allah, karena Allah adalah nama Tuhan yang dipercaya oleh komunitas Islam. Merujuk pada keyakinan yang didasarkan pada Kitab Suci Torah, Neviim, Kethuvim [TaNaKh] yang bagi kebanyakan orang Kristen di Barat dan di Indonesia disebut Kitab Perjanjian Lama [Old Testament], serta didasarkan pada Kitab Brit Khadasha atau Kitab Perjanjian Baru, maka Saya dan komunitas yang bergabung dalam situs ini menggunakan nama Elohim atau Sesembahan yang bernama YAHWEH [Keluaran 3:15] dan menggunakan nama Mesias, Putra Tunggal Yahweh, yang bernama YAHSHUA [Matius 1:21].

Setelah saya memberikan batasan terminologis sebagaimana tertulis di atas, selanjutnya saya akan memfokuskan pada jawaban atas pertanyaan Anda, yang saya pilah menjadi dua pertanyaan: “Bagaimanakah konsep Ketuhanan dalam Kemesianikan [Kekristenan]?” dan “Apakah orang-orang di luar kepercayaan terhadap Yahshua tidak masuk Surga?”

KONSEP KETUHANAN DALAM KEMESIANIKAN

Kami percaya dan menyembah satu-satunya Elohim yang benar, yang bernama Yahweh [Yer 10:10, Yoh 17:3]. Dialah Elohim yang satu-satunya patut disembah dan dikasihi [Ul 6:4-5, 1 Kor 8:5-6, Gal 3:20, Yoh 5:45].

Makna keesaan pada Elohim, bukan bersifat aritmetis, melainkan bersifat metafisik. Artinya, keesaan yang dipercayai bukan didasarkan pada pemahaman bahwa Elohim berjumlah satu secara numerik melainkan Dia ada dan berada dimana-mana, memenuhi segala sesuatu. Keesaan yang dihubungkan dengan Elohim, berbeda kualitas dengan keesaan yang dihubungkan dengan manusia. Elohim yang Esa [Ekhad] yang dalam zaman hidup para nabi Israel dikenal dengan nama Yahweh [Kel 3:15] dizaman Mesias telah menyatakan diri-Nya kepada manusia [Ibr 1:3] melalui Firman-Nya yang menjadi manusia [Yoh 1:1,14] serta mengambil rupa manusia [Fil 2:7] yang bernama Yahshua [Mat 1:21] serta mengajar manusia melalui Roh-Nya yang berdiam dalam diri orang beriman [maaminim, Yoh 14:16-17]. Yahweh disebut sebagai Bapa Sorgawi [Yes 64:8, Mat 6:9] dan Pencipta langit dan bumi [Yes 40:28, Mzm 121:1-2]. Yahshua disebut sebagai Putra Elohim [Mat 16:16], Roh Yahweh disebut Roh Kudus atau Roh Kebenaran [Yoh 14:26; Yoh 15:26].

Yahweh, Firman dan Roh-Nya bukanlah tiga melainkan satu, karena Firman dan Roh berdiam bersama dalam kekekalan bersama Yahweh [Kej 1:1-3, Yoh 1:1]. Bukan tiga melainkan satu, karena Firman keluar dari hakikat Bapa [Yoh 8:42] demikianpula Roh Kudus keluar dari hakikat Bapa [Yoh 15:26]. Bukanlah tiga melainkan satu, karena Firman tidak diciptakan melainkan menyebabkan terciptanya segala sesuatu [Mzm 33:6, Yoh 1:3, Kol 1:16], demikianpula Roh Kudus menyebabkan setiap ciptaan menjadi hidup dan bernafas [Ayb 34:14]. Bukan pula tiga pribadi melainkan satu pribadi dengan tiga karya dan manifestasi kuasa. Istilah tiga pribadi, mengandaikan ada tiga realitas Eloah yang berdiri sendiri dalam kekekalan dan memiliki pribadi yang berbeda. Pemahaman ini akan menimbulkan konsep yang triteistik yang bertentangan dengan monoteisme Yudaik [Ul 6:4-5].

Keesaan Bapa, Putra Roh Kudus dijabarkan sebagai : Elohim yang Esa dengan Tiga Karya Ketuhanan, yaitu Mencipta langit dan bumi, yang lazim disebut Bapa. Menebus ciptaan dari kutuk dosa dan mengaruniakan kehidupan kekal yang lazim disebut Sang Putra. Membimbing, menyertai dengan sarana Roh-Nya dalam diri orang beriman, yang lazim disebut Roh Kudus.

Yahweh, Firman Yahweh dan Roh Yahweh adalah hakikat Elohim [Kej 1:1-3]
Bapa, Putra dan Roh Kudus adalah predikat/sebutan bagi Elohim yang berkarya [Mat 28:19-20]
Mencipta, Menebus, Menyertai dalam diri orang beriman adalah karya Elohim atas dunia [1 Kor 8:5-6]
Yahweh, adalah nama Elohim yang wujud-Nya Roh [Kel 3:15, Yoh 4:24]
Yahshua adalah nama Sang Firman Yahweh yang menjadi manusia [Yoh 1:1,1,14, 1 Tim 3:16, Kol 1:16]
Roh Kudus adalah nama Roh Yahweh yang dicurahkan dan diam dalam diri orang beriman pada Yahshua [Yoh 14:17]


 Yahweh

Dia adalah Elohim yang menciptakan langit dan bumi [Yes 40:28]
Dia adalah Elohim diatas segala elohim [Ul 10:17]
Dia adalah Elohim yang benar [Yer 10:10]
Dia adalah Elohim yang Esa [Ul 6:4]
Dia adalah Bapa Surgawi [Yes 64:8]
Dia adalah Elohim Yang Kudus [Im 19:2]
Dia adalah Juruslamat [Yes 45:21]
Dia adalah Elohim Abraham, Ishak dan Yakub serta nenek moyang Israel [Kel 3:15]
Tidak ada yang serupa dengan-Nya [Yes 44:6]
Bapa dari Yahshua Ha Mashiah [Mat 3:17]

 Yahshua

Dia adalah Sang Firman Yahweh yang datang dalam rupa manusia [Yoh 1:1,14, 1Tim 3:16]
Dia datang untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa [Mat 1:21]
Dia adalah Putra Elohim Yahweh [Mat 3:17]
Dia adalah Mesias yang dijanjikan [Mat 16:16]
Dia adalah Guru dan Tuan [Yoh 13:13]
Dia adalah Juruslamat dunia [1 Tim 2:5]
Dia adalah Alpha dan Omega [Why 1:18]
Dia akan datang sebagai Hakim Yang Adil [Why 1:7, Why 20:1-6]
Dia adalah satu-satunya jalan keselamatan dan beroleh hidup kekal [Yoh 14:6, Kis 4:12, Yoh 3:16, Yoh 5:24]
Dia tidak diciptakan karena pra ada Dia adalah Sang Firman yang menciptakan [Yoh 1:3]
Dia ada sebelum Abraham ada [Yoh 8:58]

 Ruakh ha Kodesh

Yang Menghidupkan ciptaan [Kej 1:2, Kej 2:7]
Mengurapi para nabi untuk menyampaikan Nubuat dan Firman Yahweh [Yes 42:1]
Roh yang menuntun dalam melaksanakan kehendak Yahweh [Mzm 143:10]
Roh Kebenaran yang dicurahkan Yahweh pada saat Hag Shavuot dan berdiam dalam diri orang beriman [maaminim, Yoh 14:26; 15:26]

Dengan penjelasan umum di atas, kita lanjutkan mendalami siapakah Yahshua [Yesus] itu? Apakah Dia manusia belaka atau Dia Tuhan atau manusia setengah Tuhan atau bagaimana? Demikian penjelasannya:

Hakikat Yahshua adalah Sang Firman yang menjadi manusia. Sebagaimana dikatakan dalam Yokhanan 1:1-14 [versi Lembaga Alkitab Indonesia yang disesuaikan dengan perspektif Mesianik dan kitab suci dalam bahasa Aramaik, Ibrani dan Yunani] sbb:

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan [Elohim] dan Firman itu adalah [Elohim].Ia pada mulanya bersama-sama dengan [Elohim]. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus [Elohim], namanya [Yokhanan];ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak [Elohim], yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari [Elohim]. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai [Putra] Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Kata kunci yang akan kita dalami adalah istilah “Firman” yang dalam naskah Yunani ditulis dengan “Logos” [] dan dalam naskah Aramaik dituliskan “Milta” [] serta dalam naskah terjemahan berbahasa Ibrani yaitu Hebrew New Testament, diterjemahkan dengan “Davar” [] Untuk memahami “siapakah” [bukan “apakah”] Firman itu, harus merujuk pada TaNaKh. Dalam TaNaKh dikatakan mengenai “siapakah” Firman itu:

Daya Cipta Elohim
“bi devar Yahweh shamaym naasyu, ube ruakh piw, kal tsevaam” [Sefer Tehilim 33:6] yang artinya, “Oleh Firman Yahweh langit telah di buat dan oleh nafas dari mulut-Nya, terbentuklah semua tentara-Nya” [Mzm 33:6].
Utusan Elohim
“yislakh devaru we yirpaem…” [Sefer Tehilim 107:20] artinya, “Dia mengutus Firman-Nya dan di sembuhkannya mereka” [Mzm 107:20]
Pelaksana Kehendak Elohim
“ken yihye devari asher yetse mipiy. Lo yashuv elay reqam. Ki imasha et asher khapatsti we hitsliyakh asher shelakhtiw” [Yes 55:11] yang artinya, “demikianlah Dia, Firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku tidak akan kembali kepada-Ku dengan kehampaan namun Dia akan melaksanakan dengan sempurna apa yang Aku inginkan dan akan memperoleh tujuan-Nya sebagaimana Aku mengutus-Nya” [Yes 55:11].
Kehendak Elohim yang di komunikasikan pada para nabi-Nya
“wa yomer et Yahweh el YesaYah..” [Sefer Yesayah 38:4] “Maka berfirmanlah Yahweh kepada Yesaya..” [Yes 38:4].

Dengan penjelasan di atas, kita mendapatkan pemahaman bahwa “Firman” itu identik dengan Elohim. Dia mengekpresikan apa yang dipikirkan, apa yang dikehendaki, apa yang direncanakan, oleh Elohim yang bernama Yahweh itu. Dalam Sefer Beresyit atau Kitab Kejadian, sebanyak 9 kali istilah “Amar” [Firman] di hubungkan dengan terjadinya ciptaan. Di tuliskan, “wayomer Elohim, ‘yehi wa yehi’, artinya, “jadi maka jadilah”. Bahkan “Firman” itu menjadi saluran terjadinya ciptaan, dengan kata lain, Dia adalah “Daya Cipta” yang mengakibatkan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Jika “Firman” itu mengekspresikan pikiran, kehendak dan rencana Elohim Yahweh [Tuhan Yahweh] bahkan menjadi Daya Cipta yang menyebabkan segala sesuatu ada, maka “Firman” itu KEKAL, sebagaimana Elohim Yahweh kekal. Kekal, berarti telah ada sebelum waktu dan akan tetap ada setelah waktu tidak ada. Karena “Firman” itu kekal, maka Dia TIDAK DICIPTAKAN. Jika “Firman” diciptakan, dengan apakah “Firman” itu diciptakan?

Firman yang KEKAL dan TIDAK DICIPTAKAN tersebut “menjadi” Manusia bernama Yahshua. Kitab Yokhanan 1:1-14 merekam peristiwa historis bahwa SANG FIRMAN MENJADI MANUSIA, sebagaimana telah Saya kutipkan pada awal penjelasan di atas. Jika kita mengkaji struktur Kitab Yokhanan pasal 1:1-18, maka didapatkan penjabaran mengenai hakikat Yahshua sbb:

“Dia bersama Elohim” [ay 1].
Artinya, sang Firman berdiam dan sehakikat dengan Elohim Yahweh. Kata yang di terjemahkan “bersama dengan” adalah “pros”. Marcus Doods memberikan komentar mengenai penggunaan kata “pros” sbb : “pros, implies not merely existence alongside with but personal intercourse” [The Exspositor’s Greek Testament, Vol I, p.684]
“Dia adalah Elohim” [ay 1].
Artinya, sang Firman adalah manifestasi, ekspresi dari pikiran dan kehendak Elohim. Dia adalah daya Kreatif, Daya Cipta yang menciptakan sesuatu menjadi ada dan bukan ciptaan.
“Dia menjadikan segala sesuatu” [ay 3].
Artinya, dari segala yang ada dan hidup, Sang Firmanlah yang menyebabkan adanya sesuatu. Dalam Kitab Kejadian 1:3, 6, 9, 11, 14 ,20, 24, 26, 29, di tegaskan bahwa Firman “menjadikan segala sesuatu”, sebagaimana ungkapan “yehi wa yehi” [jadilah ada maka jadilah ada]. Ungkapan tersebut sejajar dengan istilah Qur’an, “kun fa yakun”.
“Dia kekal” [ay 4].
Artinya, Dia tidak akan mengalami kemusnahan atau eksistensi yang temporal. Dia adalah eternal. Pernyataan ini tersirat di balik istilah Yunani “zoe” atau Ibrani “khay” yang bermakna “kehidupan yang berkualitas kekekalan”.
“Firman itu menjadi manusia” [ay 14].
Artinya, Firman yang merupakan Daya Cipta Elohim telah menjadi daging. Istilah Yunani “Sark” atau Ibrani “Bashar”, biasanya di terjemahkan, “daging” dan menunjukkan pada keberadaan manusia seutuhnya. Baik Heraklitus, Anaxagoras maupun Philo, tidak pernah menyangka bahwa Logos dapat menjadi manusia.
“Yahshua [Firman yang menjadi manusia] adalah Putra Elohim” [ay 18].
Artinya, Dia datang dari hakikat Elohim dan menyatakan siapa Elohim Yahweh yang eksistensi-Nya adalah Roh, dalam ucapan, pikiran, tindakan seorang manusia, yaitu dalam pribadi-Nya. Istilah Yunani “Huiou” atau Ibrani “Ben”, bermakna anak bukan dalam pengertian biologis semata. Konsekwensinya bagi hakikat Yahshua, terma Putra, menunjukkan terma kesehakikatan dan terma bagi Firman yang menjadi manusia.

Mengapa Firman menjadi manusia? Dalam rancangan kekal Elohim Yahweh, manusia yang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Elohim yang berujung maut – karena melanggar larangan untuk memakan buah “daat ha tov” dan “daat ha ra’a – akan mengalami penyelamatan melalui seorang pribadi yang lahir dari seorang perawan [Keluaran 3:15]. Dosa yang berujung pada maut, tidak dapat dihapuskan atau ditebus, dengan berbagai perbuatan baik. Ilustrasi: tompel dalam tubuh kita tidak bisa dihapus dengan detergen apapun, sekuat apapun kita mencucinya. Hanya Tuhan yang telah menciptakan manusia itu, yang dapat menghapus tompel tersebut. Maut seperti tompel yang melekat dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat memadamkan maut yang merupakan kutuk dosa, dengan cara apapun termasuk perbuatan baik. Apakah Anda yakin bahwa amal perbuatan baik yang Anda lakukan selama hidup, dapat membebaskan Anda dari maut? Tidak bukan? Lantas bagaimana cara Elohim Yahweh menghapus kutuk dosa yang berujung pada maut? Barangsiapa yang beriman [emunah] terhadap janji kedatangan Mesias dan hidup berdasarkan tuntunan Torah-Nya, dia akan terbebas dari maut dan sekalipun mengalami maut secara fisik, namun secara spiritual mengalami kehidupan. Karena Mesias itu telah datang, yaitu Yahshua, maka kehidupan kekal alias terbebas dari maut, akan di alami bagi barangsiapa yang beriman kepada Yahshua sebagai Mesias dan Putra Elohim Yahweh.

Bagaimanakah Firman itu menjadi manusia? Bukan melalui hubungan biologis, melainkan oleh kuasa Ruakh ha Kodesh [Roh Kudus] yang mengambil rahim Miryam sebagai saluran kelahiran Firman yang menjadi manusia [Matius 1:18]. Dengan kata lain, proses Firman menjadi manusia terjadi secara metafisik dan di luar kemampuan nalar manusia. Maka Yahshua dikatakan dalam credo Latin, “genetum non factum” [dilahirkan namun tidak diciptakan].

Dari penjelasan di atas, maka kita dapat simpulkan mengenai hakikat Yahshua. Secara Ontologis, Dia adalah Sang Firman Yang Kekal. Secara Antropologis, Yahshua adalah Manusia seutuhnya – Adam yang kedua – Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Elohim Yahweh berkuasa atas apapun. Atas kehendak-Nya, Dia berkuasa menjadikan Firman-Nya menjadi manusia untuk suatu tujuan agung. Yahshua disebut Elohim, bukan dalam pengertian dalam wujud kemanusiaan-Nya, melainkan wujud secara Ontologis-Nya sebagai Sang Firman. Yahshua disebut Elohim, bukan dikarenakan Dia melakukan berbagai perbuatan ajaib seperti mengusir setan-setan , menyembuhkan berbagai penyakit, membangkitkan orang mati, dll. Melainkan karena Sang Firman itu telah menjadi manusia dan mengerjakan perkara-perkara Keelohiman dalam wadag kemanusiaan.

Dikarenakan secara Antropologis, Yahshua adalah manusia, tidak heran dalam banyak kasus, Kitab Perjanjian Baru merekam berbagai tindakan dimana Dia melakukan aktifitas sebagaimana layaknya manusia pada umumnya, seperti makan, minum, berdoa, takut, marah, dll. Dikarenakan secara Ontologis, Dia adalah Sang Firman Elohim Yahweh yang menjadi manusia, tidak heran Dia berkuasa atas setan-setan, atas penyakit-penyakit bahkan atas maut.

Sebagai jembatan, saya akan menggunakan pendekatan Al Qur’an mengenai status Yahshua sebagai Sang Firman. Qur’an menyebut Yahshua dengan sebutan Isa. Sekalipun Saya telah menuliskan tesis bahwa “Isa dalam Qur’an bukan Yesus dalam Perjanjian Baru”, namun dalam kepentingan apologetis, saya hendak mengutip beberapa ayat Qur’an sebagai alat bantu pendekatan terhadap hakikat Yahshua. Qur’an Surah 3:45 menjelaskan [Al Qur’an & Terjemahannya, PT. Karya Toha Putra, Semarang]: “Iz qalatil-malaikatu ya Maryamu, innallaha yubasysyruki bi kalimatim minhusmuhul-Masihu Isabnu Maryama wajihan fi-dun-ya wal-akhirati wa minal-muqarrabin”. Yang hendak saya garis bawahi adalah frasa “innallaha yubasysyruki bi kalimatim minhusmuhul-Masihu Isabnu Maryama” yang sebenarnya bermakna “Sesungguhnya Allah menggembirakanmu dengan Kalimat-Nya yaitu Al Masih Putra Maryam…”. Atas dasar ini, ada sebuah Hadits yang menyatakan bahwa “Isa Rohullah wa Kalimatullah” atau “Isa adalah Roh Allah dan kalimat Allah”. Sekalipun saya menyadari bahwa Qur’an menolak “Keelohiman Yahshua” atau “Keilahian Isa” [Qs 3:59, Qs 5:116, Qs 5:73], namun saya hanya ingin memberikan penajaman reflektif sbb: Jika status Isa dikatakan Roh dan Kalimat Allah, apakah kualitas Roh dan Kalimat Allah itu bersifat Qadim [kekal] atau Hawadits [ciptaan]? Jika status Roh dan Kalimat Allah itu hawadits, sebagaimana Adam dan Khawa pun diciptakan oleh Kalimat “kun” [jadilah], namun mengapa hanya Isa yang bergelar Roh dan Kalimat Allah, di dalam Qur’an?

Anda telah mematuhi perintah Qur’an, ketika tidak mengerti mengenai Ketuhanan dalam Kemesianikan atau Kekristenan, maka Anda memilih bertanya langsung pada golongan Ahli Kitab [Qs 10:94, Qs 16:43], daripada menduga-duga dan membuat kesimpulan tergesa-gesa serta bias, sebagaimana telah dilakukan beberapa komunitas Muslim lainnya.

APAKAH ORANG-ORANG DI LUAR KEPERCAYAAN TERHADAP YAHSHUA
TIDAK MASUK SURGA?

Yahshua bersabda dalam Yokhanan 5:24 “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

Juga Dia bersabda dalam Yokhanan 14:6 “Kata Yahshua kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”

Serentak dengan keyakinan tersebut, kita diperhadapkan pada realita bahwa tidak sedikit kita melihat banyak orang-orang di luar keyakinan Kristen/Mesianik yang memperlihatkan sikap hidup, pandangan hidup, perilaku hidup yang baik, bahkan lebih baik dari orang-orang yang menamakan “pengikut Mesias”. Berbagai kebaikan yang mereka perlihatkan terefleksi dalam berbagai bentuk, baik itu keindahan sastra yang mengungkapkan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Ada pula dalam bentuk kearifan lokal seperti sistem budaya dan kebatinan tertentu yang memperlihatkan sistematika berfikir dan berbudaya yang luhur.

Pertanyaan yang menggelitik bagi kita adalah, “apakah orang-orang yang berperilaku baik tersebut dipastikan masuk neraka, hanya dikarenakan mereka tidak mempercayai Yahshua sebagai Mesias?” Pertanyaan ini akan disusul dengan pertanyaan pelik berikutnya, “Bagaimana nasib orang-orang yang mati sebelum Yahshua menyatakan keselamatan dan kehidupan kekal melalui diri-Nya?” Bagaimanakah kita menyikapi persoalan ini, tanpa terjebak pada titik ekstrim yang sama, “menghakimi” dan “merelativisir iman?”

Kita tidak perlu merasa bersalah dengan menyakini kebenaran ucapan/sabda Yahshua di atas yang bertebaran di keseluruhan Kitab Besorah dan diteruskan oleh para rasul Mesias di dalam surat-surat pastoralnya. Kita tidak akan mengurangi pernyataan Mesias tersebut agar tidak dikatakan orang lain sebagai “menghakimi”, “fanatisme sempit”, dll. Persoalan yang mendasar adalah, bagaimana kita menilai berbagai nilai-nilai kebaikan yang tegas-tegas diajarkan berbagai agama-agama, seperti belas kasih, keadilan, toleransi, berbuat baik, dll? Persoalan lainnya adalah, apakah ungkapan-ungkapan orang yang tidak memiliki keyakinan yang sama dengan kita, namun merefleksikan moralitas dan spiritualitas yang mendalam, dengan serta merta kita hakimi bahwa mereka pasti masuk neraka? Jika kita menjawab demikian, nampaknya kita terlalu sempit menafsirkan sabda-sabda Elohim.

Berkaca dari ungkapan Yahshua ketika Dia mendengar seorang dari Soferim membenarkan ajaran Yahshua mengenai inti Torah dan Kitab Para Nabi, yaitu “mengasihi Yahweh” dan “mengasihi sesama”, maka Yahshua menjuluki orang tersebut sebagai orang “tidak jauh dari kerajaan Elohim” [Mark 12: 28-34]

Untuk memahami pernyataan tersebut, kita harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan “Kerajaan Elohim?” Kitab Suci memberikan penjelasan bahwa istilah “Kerajaan Elohim” memiliki makna konotatif maupun denotatif sbb:

Tempat yang bersifat Kekal dan Metafisik [1 Kor 15:50, Gal 5:212]
Ajaran, Prinsip, yang diajarkan Yahshua [Rm 14:17, 1 Kor 4:20, Luk 9:62, Luk 17:21]
Berita mengenai kehidupan dan karya Yahshua [Kis 19:8, Luk 9:2]
Kehendak Elohim [Mat 6: 10, 33]
Suatu upah yang bersifat kekekalan [Mat 25:34]
Suatu kondisi, lingkungan dimana ada pengaruh Sorgawi yang mengikat orang yang terlibat didalamnya [Kol 1:13, 1 Tes 2:12]

Mempertimbangkan berbagai makna “Kerajaan Elohim” di atas, maka pernyataan “tidak jauh dari Kerajaan Elohim” bermakna “melakukan kehendak Elohim yang utama yaitu, mengasihi Elohim dan sesama manusia dan secara tidak langsung melakukan prinsip dan ajaran Mesias Yahshua, yaitu mengasihi”. Makna ini sejajar dengan pengertian tentang “siapakah sesamaku manusia?” Jika makna ini kita terapkan pada orang-orang yang dikategorikan di luar keyakinan Mesianik/Kristen, mereka dapat disebut sebagai “orang-orang yang tidak jauh dari Kerajaan Elohim”. Namun bukan semua orang yang di luar keyakinan Kristen/Mesianik dapat dijuluki semulia itu. Hanya dan hanya mereka yang mempraktikan nilai-nilai kasih yang universal dan kebajikan moral sajalah yang berhak dikatakan sebagai orang “yang tidak jauh dari Kerajaan Elohim”.

Persoalan selanjutnya yang harus dipecahkan, apakah “tidak jauh dari Kerajaan Elohim” bermakna sudah mengalami keselamatan dan kehidupan kekal? Sebelum menjawab persoalan ini, marilah kita renungkan sejenak contoh singkat ini. Di beberapa lembaga-lembaga pendidikan Kristen/Mesianik ada beberapa pekerja non struktural yang beragaman non Kristen/Mesianik. Mereka sangat loyal bekerja dan mendedikasikan seluruh kehidupannya. Namun mereka tetap pada keyakinannya dan tidak merasa tertarik untuk pindah agama. Apakah orang tersebut sudah dapat dikatakan Kristen/Mesianik, hanya dikarenakan dia dekat dan berada dalam lingkungan pekerjaan orang Kristen/Mesianik? Tentu tidak! Hanya satu langkah lagi yang harus dia lakukan, melepaskan keyakinan lama dan memutuskan untuk mengikut Yahshua sebagai Mesias.

Demikian pula dengan orang-orang yang dikategorikan “tidak jauh dari Kerjaan Elohim”. Mereka belum masuk dalam Kerajaan Elohim. Mereka belum merespon panggilan keselamatan dan kehidupan kekal di dalam Yahshua Putra Yahweh Semesta Alam. Sekalipun mereka belum masuk, kita tidak dapat dengan serta merta menggeneralisir mereka sebagai orang-orang yang dipastikan masuk ke neraka? Mengapa? Karena tidak ada satupun di antara kita yang dapat memastikan entah kapan di kemudian hari dia bisa saja berpaling kepada Yahshua Sang Mesias. Mungkin detik-detik menjelang kematiannya, dia menerima “panggilan” keselamatan di dalam Yahshua. Oleh karena inilah kita harus menghindari mengklaim secara sempit hak keselamatan dan kehidupan kekal hanya menjadi milik kita sendiri.

Nasib orang yang mati di luar Kasih Karunia Yahweh melalui Yahshua Putra-Nya adalah hak prerogatif dan rahasia Elohim semata. Bagian kita hanyalah memberitakan ajaran Yahshua melalui sarana lisan maupun non lisan serta mempraktikan gaya hidup sebagai pengikut Mesias dengan baik. Elohim yang akan mengadili di Akhr Zaman baik orang yang mati di dalam Mesias maupun di luar Mesias.

Rasul Paul sendiri menjelaskan mengenai status bangsa-bangsa yang belum mendengar tentang Beshorah [Kabar Baik] mengenai Keselamatan dan Kehidupan Kekal di dalam Yahshua Sang Mesias, dalam Roma 2:14-16, sbb: “Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki [Torah] oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut [Torah], maka, walaupun mereka tidak memiliki [Torah], mereka menjadi [Torah] bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi [Torah] ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. Hal itu akan nampak pada hari, bilamana [Elohim], sesuai dengan [Beshorah] yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh [Mesias Yahshua]” Rasul Yokhanan menyingkapkan sebuah penglhatan di Akhir Zaman [Yom Akharit] mengenai orang-orang yang tidak beriman kepada Mesias Yahshua Putra Elohim Yahweh, dalam Kitab Wahyu 20: 11-15 sbb: “Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu” Demikianlah penjelasan yang dapat Saya sampaikan. Kiranya penjelasan ini dapat sedikit membantu Sdr. Albert memperoleh pencerahan spiritual terhadap hakikat Yahshua dan status bangsa-bangsa yang yang di luar kepercayaan terhadap Yahshua. Yahweh Bapa Surgawi kiranya memberikan Terang Sejati kepada Anda, untuk mengenal Yahshua Sang Mesias.

Teguh Hindarto,MTh.
Messianic-Indonesia.com
Elu Ha Ehad
Elu Ha Ehad
SERSAN MAYOR
SERSAN MAYOR

Male
Posts : 341
Kepercayaan : Islam
Join date : 06.12.12
Reputation : 16

Kembali Ke Atas Go down

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas

- Similar topics

Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik